Google Maps, Aplikasi Sakti Pemudik

Dulu.. (cielaah) mencari sebuah alamat, entah bahkan untuk sekedar berkunjung ke suatu daerah, bukanlah perkara mudah. Butuh petunjuk arah, berupa coretan atau peta untuk mengetahui arah tujuan, juga mesti tanya sana sini. Kalo anda pernah begitu, berarti anda udah Tua. (hahaha)

semua berubah total sejak era Smart Phone dan ada Aplikasi Sakti bernama Google Maps,Seolah tanpa batas membawa kita dalam perjalanan tanpa ujung nyaris tidak pernah Tersesat..! Sakti kan???
Mudik Lebaran atau sekedar bersilaturahim dengan Saudara, kerabat atau menuju destinasi wisata, dapat dengan mudah di capai dengan bantuan aplikasi ini.
Berikut saya Rangkum beberapa Hal tentang Google Maps (sumber internet)

Ide Google Maps

Jadi bagaimana awal pembuatan Google Maps? Sebenarnya Google Maps tidak murni ciptaan Google. Tahun 2004, dua bersaudara asal Denmark, Lars dan Jens Eilstrup Rasmussen menyampaikan pada Google sebuah ide peta yang tidak statis, tapi bisa digunakan untuk mencari lokasi dan dapat diperbesar.

Google tertarik dengan ide tersebut. Maka mereka membeli Where 2 Technologies, perusahaan yang digawangi dua bersaudara Denmark itu. Google membeli pula perusahaan bernama Keyhole. Mereka ini mengembangkan software visualisasi bumi yang nantinya akan menjadi Google Earth.

Maka, dibuatlah tim beranggotakan 50 orang untuk mengerjakan Google Maps. Singkat cerita pada 8 Februari 2005, Google Maps dirilis pertama kali di Amerika Serikat, kemudian Inggris dua bulan kemudian.

Saat itu, Google sejatinya kalah start dari Yahoo soal peta online. Yahoo Maps sudah dirilis sejak tahun 2002. Tapi Google Maps dengan cepat menyalip dan akhirnya jauh lebih populer dibandingkan Yahoo Maps.

“Memang bukan yang pertama, tapi peranan Google Maps dalam mentransformasi peta digital, membuatnya populer dan menjadikannya konsumsi publik tidak bisa disepelekan,” ucap Gary Gale, pakar di perusahaan peta Ordnance Survey yang dikutip detikINET dari Guardian.

Google Maps terus berkembang. Tahun 2005 itu juga, Google menambahkan fitur untuk menunjukkan arah mengemudi atau ke transportasi publik. Komitmen Google di layanan peta digital semakin jelas ketika mereka merintis Google Earth.

“Tujuan kami adalah menciptakan peta seluruh dunia, sebuah bumi yang bisa Anda jelajahi,” kata John Hanke, pendiri Keyhole dan mantan Vice President Google Geospatial Division sampai tahun 2011. Maka terciptalah Google Earth.

Kemudian Street View menjadi fitur tambahan Google Maps yang kontroversial tapi terbukti populer. Layanan itu rilis pertama kali di 2006 dan merekam beberapa kota di Amerika Serikat. Lalu diluncurkan di Eropa, Jepang serta Australia pada 2008.

Rupanya Street View adalah ide dari pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin. “Larry dan Sergey berkeliling kampus Stanford. Larry mengambil foto dengan kamera DSLR dan menyatukan gambar-gambarnya. Jadi itu adalah ide dari mereka,” papar Hanke.

Kisah Menarik di Balik Google Maps, Aplikasi Favorit PemudikMobil perekam Street View. Foto: Google

Waktu itu, gambar dari pihak ketiga harganya mahal. Jadi, Google memutuskan berupaya sendiri dalam merintis Street View. Mereka merancang mobil untuk merekam berbagai lokasi. Kameranya canggih dan mampu merekam secara mendetail.

Era ponsel cerdas kemudian datang. Dan Google Maps pertama kali dirilis di smartphone di tahun 2007, tepatnya di generasi pertama iPhone.

“Smartphone menyebabkan orang kembali menyukai peta. Peta digital menjadi penting bagi kehidupan sehari-hari, Anda tidak akan membeli smartphone kalau tidak ada peta digitalnya,” ucap Gale.

Google Maps kemudian menambahkan berbagai fitur seperti update trafik lalu lintas, navigasi satelit, dan lokasi berbagai tempat menarik termasuk restoran.

Pesaing Bermunculan

Google Maps seakan melaju sendirian, tapi kemudian pesing bermunculan. Pada tahun 2012, Apple mengakhiri kerja sama untuk membenamkan Google Maps di iPhone. Mereka menciptakan peta sendiri, Apple Maps.

Tapi Apple Maps banyak sekali mengandung error pada awalnya, bahkan menjadi bahan guyonan dan memaksa Apple minta maaf. Namun Apple belajar dari kesalahan sehingga saat ini, Apple Maps semakin mumpuni.

“Persaingan di industri peta belum berakhir dan memang tidak akan berakhir. Semuanya tentang membuat peta seakurat mungkin. Sebuah peta tidak pernah selesai dan selalu ada hal yang harus dikerjakan lagi. Mereka yang bisa memberikan apa yang diinginkan orang atau pebisnis, akan menang,” pungkas Gale.

Tinggalkan komentar